Apakah Manusia Bisa Membuat Batu Intan?

Posted on
batu intan, manusia, proses pembentukan batu intan, ciri-ciri batu intan
Keindahan batu intan tidak dapat kita pungkiri apalagi bagi kaum wanita. Batu intan sangatlah indah, sehingga membuat kita ingin memiliki. 
Akan tetapi, nilai atau pun harga batu intan tidaklah murah hanya kalangan tertentu yang dapat memilikinya. 
Melihat proses pembentukan batu intan secara alami sangatlah rumit bahkan menghabiskan waktu ratusan juta tahun lamanya. 

Bagaimana batu intan terbentuk secara alami?

Bilamana kita menyadari berapa lama alam untuk menghasilkan sebutir batu intan, maka kita akan sangat takjub betapa sulitnya membuat batu intan . Sungguh bukanlah pekerjaan yang gampang. 
Proses pembuatan batu intan awal mulanya sudah berlangsung kurang lebih seratus juta tahun yang lalu. Tatkala bola bumi memasuki tahap mulai mengendap menjadi sejuk. 
Pada waktu itu terdapat gumpalan cairan panas dari batu-batuan yang lumer di bawah lapisan tanah. 
Cairan batu-batuan mengalami tekanan yang sangat berat dan suhu yang sangat tinggi, sehingga zat karbon pembentuk batu intan tersebut menjelma menjadi kristal yang menghablur. 
Dapat dikatakan bahwa batu-batuan intan tersebut adalah karbon yang sudah demikian padat menghablur menjadi kristal. Sehingga batu kristal menjadi batuan yang paling keras diantara batuan lain yang diketahui. 

Bisakah batu intan dibuat oleh manusia dengan waktu yang singkat?

Oleh karena batu intan memiliki nilai yang tinggi, maka timbullah hasrat manusia untuk menghasilkan batu intan dengan cara batuan atau hasil tiruan belaka. Muncullah batu intan sintetis atau imitasi hasil tangan manusia. 
Memang terdengar aneh, ternyata ada tiga orang pria yang tinggal di tempat berbeda-beda berhasil menciptakan batu intan imitasi. 
Yang pertama ialah J.B Hannay di Inggris pada tahun 1880. Yang kedua ialah Henry Moissau di Perancis pada tahun 1893. Dan yang ketiga ialah Sir William Crookes di Inggris pada tahun 1906.
Dalam menghasilkan batu intan imitasi atau tiruan, Moissau (1893) menggunakan metode dengan cara melarutkan zat karbon di dalam besi yang telah dileburkan dengan bantuan sebuah tungku perapian listrik. Ia lalu mencelupkan besi yang telah lebur tadi ke dalam sejenis larutan garam. 
Pada lapisan luar mengendap dan menjadi sejuk serta mengerut padat, sedangkan bagian dalam masih tetap cair. Dengan cara terciptalah tekanan yang luar biasa besar. Sehingga Moissau dianggap telah berhasil menciptakan batu intan imitasi. 
Setelah tahun 1906, beberapa orang mulai mencoba menciptakan batu intan imitasi dengan menggunakan metode-metode terdahulu, akan tetapi belum ada yang berhasil. 
Inovasi terus berkembang dan percobaan pun terus dilakukan. Sampailah pada tahun 1954, dimana orang menduga bahwa pembuatan batu intan imitasi yang betul-betul berhasil. 
Hal tersebut disebabkan, pada percobaan tahun 1954 terdapat suatu tekanan yang luar biasa besar yang bisa dilakukan terhadap zat karbon pada ketinggian suhu 2.800 derajat Celsius dan tekanan sebesar 800.000 pon terhadap setiap satu inci per segi batu intan. 
Jenis intan yang pertama dihasilkan berwarna kuning dan ukuran paling besar ialah berkisar sekitar satu per enam belas inci panjangnya.
Walaupun manusia dapat membuat batu intan, tetap saja memiliki kekurangan. Sehingga batu intan imitasi tersebut banyak digunakan sebagai alat pemotong bahan keras, daripada batu permata hiasan. 
Dengan demikian terjawablah pertanyaan bisakah manusia membuat batu intan? jawabannya “Ya, bisa!. Akan tetapi belum sempurna.”