Proses Terbentuknya Gua
Bagaimana Proses Terbentuknya Gua – Gua-gua di dalam tanah telah lama dihubungkan dengan sejarah manusia melalui berbagai cara yang menarik.
Pada zaman dahulu yaitu zaman batu tua, gua-gua di dalam tanah merupakan pemukiman manusia pada musim dingin, karena mereka tidak mempunyai tempat lain untuk berlindung.
Sekarang di seluruh dunia gua menjadi bahan peninjauan yang sangat menarik perhatian para kaum wisatawan.
Gua adalah tempat yang berbentuk lubang yang dalam pada tanah sisi perbukitan atau dinding batu karang. Gua-gua raksasa di dalam tanah disebut dengan istilah “caverna“.
Bagaimana gua terbentuk ada berbagai macam cara diantaranya, yang pertama terbentuk akibat penggalian yang disebabkan oleh kekuatan hempasan ombak yang terus menerus terhadap dinding batu karang.
Sebagian lagi yang berada di bawah lapisan permukaan bumi terbentuk karena adanya bekas aliran sungai di bawah tanah yang berhasil mengikis hanyut lapisan batu-batuan yang rapuh seperti batu kapur.
Kemudian ada juga gua yang terbentuk oleh goncangan gempa gunung berapi yang menggeser lapisan permukaan batu-batuan kulit bumi, atau oleh letusan yang disebabkan lahar panas.
Jenis gua yang terdapat di Amerika Serikat paling lazim terbentuk dengan cara terkikis hanyutnya lapisan batu kapur yang tebal.
Proses pengikisan dikerjakan oleh aliran air yang mengandung zat karbon dioksida. Di Indiana, Kentucky dan Tennessee, di mana terdapat landasan batu-batu kapur yang luas dengan tebal rata-rata 175 kaki, maka bentuk gua di wilayah pun sangat besar dan dalam.
Pada sejumlah gua kita temukan lubang atau pintu pada dinding atapnya. Lubang semacam disebut dengan istilah “lubang seng”.
Cara lubang itu terbentuk mula-mula karena permukaan tanah menampung sejumlah air, air tersebut lama kelamaan meresap ke bawah sehingga membentuk lubang yang dalam.
Beberapa gua mempunyai bentuk serambi bertingkat dengan tiang-tiang penunjang atau balok-balok karang dalam keadaan tindih menindih. Sungai-sungai di bawah tanah kadang-kadang mengalir melalui gua.
Tetapi pada beberapa gua setelah terbentuk, sungai-sungai di bawah tanah mengalir terus menerus sampai mendapatkan tingkat lapisan yang lebih rendah dan akhirnya gua itu ditinggalkan begitu saja oleh aliran sungai dalam keadaan kering.
Terbentuknya stalagtite dan stalagmite
Sering kali terjadi bahwa tetesan air yang jatuh dari atas atap gua mengandung sedikit zat kapur atau bahan mineral lainnya.
Apabila sebagian dari air itu menguap, maka sebagian dari bahan mineral akan tertinggal. Lambat laun bahan-bahan yang mengendap membentuk “stalagtite“, yakni sejenis tiang kapur yang menyerupai batu-batuan es berujung tajam, yang menggelantung dari atas permukaan atap gua.
Air yang jatuh menetes dari stalagtite ke atas dasar gua lalu membentuk tiang-tiang batu yang disebut “stalagmite“.